Key Findings:
- Sampah yang tidak dikumpulkan/dikelola berkontribusi lebih besar pada pembuangan sampah plastik dibandingkan dengan kebocoran sampah dari tempat pembuangan akhir. Selain itu, sangat sedikit sampah plastik yang didaur ulang.
- Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun.
- Sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan tepat, misalnya tidak dikumpulkan, dibuang di tempat pembuangan terbuka, atau bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
- Daerah pedesaan menghasilkan paling banyak sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik (sebesar dua pertiga) akibat tingkat pengumpulan sampah yang sangat terbatas.
- Terbatasnya layanan pengumpulan sampah dan akses terhadap infrastruktur pembuangan telah menghambat perbaikan dalam penanganan limbah.
- Pembuangan langsung sampah ke air adalah jalur utama sampah plastik mencapai sungai, seringkali disebabkan oleh penduduk yang tidak memiliki akses ke layanan pengumpulan sampah.
- Di Indonesia, diperkirakan 346,5 kton / tahun (kisaran perkiraan 201,1 - 552,3 kton / tahun) sampah plastik dibuang dari darat ke laut, dua pertiganya berasal dari Jawa dan Sumatra.
- Sungai membawa dan membuang 83% sampah plastik tahunan yang bocor dari darat ke laut. Sementara itu, hanya 17% sampah plastik yang langsung dibuang dari daerah pesisir.
Rekomendasi kebijakan untuk mengurangi sampah plastik dan sampah laut meliputi:
- Memperkuat praktik, pengetahuan, dan insentif terkait pengelolaan sampah di pedesaan, selain perbaikan yang sedang berlangsung di daerah perkotaan.
- Meningkatkan cakupan pengumpulan sampah secara keseluruhan (¡°menutup keran¡±) dan menyediakan akses yang lebih baik ke fasilitas pengelolaan sampah, terutama di daerah pedesaan.
- Meningkatkan kampanye sanitasi nasional di tingkat rumah tangga, khususnya di pedesaan, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku sampah yang sehat dan mengurangi praktik rumah tangga yang membuang sampah langsung ke saluran air.
- Berinvestasi pada lokasi pembuangan akhir baru yang dikelola dengan baik, sementara memperbaharui lokasi yang saat ini ada, termasuk yang dekat dengan aliran air.
- Mengoptimalkan penggunaan sistem yang ada di saluran air dan drainase untuk mencegah sampah plastik mencapai laut.
- Mendorong ekonomi sirkular untuk mengurangi konsumsi plastik dan mencegah polusi plastik.
- Pencegahan harus dimulai dari sumbernya, dan bahkan pada tahap awal siklus hidup plastik, dengan mempertimbangkan pengurangan plastik sekali pakai dan merancang desain untuk penggunaan kembali, pemulihan, dan daur ulang sampah plastik, yang dapat memberikan banyak manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan.
- Melaksanakan instrumen kebijakan yang hemat biaya dan berdampak seperti pajak dan insentif.
- Memantau dan meningkatkan data limbah secara sistematis.